Kuliner Indonesia memang tak pernah habis untuk dinikmati akan keunikan
rasa dan proses pemasakannya. Sebagai folklore
bukan lisan, seperti halnya tari-tarian, kuliner pun diwariskan secara
turun-temurun dalam sebuah kolektif tertentu yang menunjukkan suatu identitas. Dengan kekhasannya masing-masing setiap daerah
memunculkan hidangan unik yang sayang untuk dilewatkan. Untuk itulah hadir
DapuRaya terletak di Pasaraya Blok M-Jakarta Selatan yang menghadirkan beragam
rasa, bentuk, dan penyajian kuliner Nusantara, dari Sumatera sampai Papua. Beberapa
hidangan yang dapat Anda temui di sini adalah Ayam Tangkap dari Aceh dan Nasi
Ulam dari Jakarta.
Ayam Tangkap
Hidangan ini terbuat dari potongan ayam kampung yang digoreng dengan bumbu dan
rempah-rempah khas. Pengolahan ayam ini tidaklah sulit. Bumbu yang digunakan
seperti bawang putih, lada, kemiri, garam, dan jahe. Setelah dibumbui,
ayam lalu digoreng sekitar 5–10 menit. Pada saat yang bersamaan, dimasukkan
pula beberapa genggam daun kari yang akan disajikan bersama dengan potongan
ayam sehingga rasa rempah dedaunan turut meresap ke dalam dagingnya. Setelah
ayam matang, dedaunan ini tetap disajikan dengan menutupi ayam sehingga
terlihat ayam sengaja diletakkan di bawah dedaunan.
Gurihnya ayam beradu dengan garingnya daun dan
dipadukan dengan manis-pedasnya sambal kecap menciptakan sensasi baru bagi Anda
pecinta olahan yang berbahan dasar ayam khas Aceh. Nama Ayam Tangkap sendiri ternyata baru populer di
kalangan masyarakat sekitar 6 hingga 8 tahun belakangan. Dinamakan Ayam Tangkap
karena ayam yang dipilih merupakan ayam kampung yang dipelihara secara alami,
sehingga perlu ditangkap terlebih dahulu sebelum dinikmati. Meski baru populer
beberapa waktu terakhir, namun resep masakan ini telah turun temurun hadir.
Nasi Ulam
Hidangan nasi yang dicampur berbagai bumbu dan rempah, khususnya daun pegagan (Centella asiatica)
atau kadang diganti daun kemangi,
sayuran, dan berbagai bumbu, serta ditemani beberapa macam lauk-pauk. Nasi ulam
Betawi terdapat dua jenis, nasi ulam berkuah (basah) yang berasal dari Jakarta
Utara dan Pusat, serta nasi ulam kering (tidak berkuah) yang ditemukan di
Jakarta Selatan.
Nasi ulam biasanya dicampur daun
kemangi, sambal, dan
ditaburi kacang tanah tumbuk,kerisik, atau serundeng (kelapa parut sangrai). Di atas nasi
ulam biasanya ditambahkan berbagai macam lauk-pauk teman nasi, seperti dendeng, telur dadar, perkedel, tahu goreng, tempe, dan krupuk. Rasa
gurih, manis, dan pedas bercampur jadi satu seakan-akan perlambang kemajemukan dari
cikal bakal budaya Betawi yang meriah. [ACH]
mengapa yaa setiap mbak Sumi mendeskripsikan makanan, liur saya selalu mengalir lebih deras dan ingin sekali menyantap makanan2 itu tanpa bekas.
BalasHapusterima kasih :)
Baiklah terima kasihhhh ^^
BalasHapusMari kitaa maakaaaannnnnn!
hahahaa....
BalasHapusDimana nih??
DapuRaya di Pasaraya Blok M, Yus ^^
BalasHapus