Rabu, 13 Maret 2013

Nikmati Ayam Tangkap dan Nasi Ulam di DapuRaya


Kuliner Indonesia memang tak pernah habis untuk dinikmati akan keunikan rasa dan proses pemasakannya. Sebagai folklore bukan lisan, seperti halnya tari-tarian, kuliner pun diwariskan secara turun-temurun dalam sebuah kolektif tertentu yang menunjukkan suatu identitas. Dengan kekhasannya masing-masing setiap daerah memunculkan hidangan unik yang sayang untuk dilewatkan. Untuk itulah hadir DapuRaya terletak di Pasaraya Blok M-Jakarta Selatan yang menghadirkan beragam rasa, bentuk, dan penyajian kuliner Nusantara, dari Sumatera sampai Papua. Beberapa hidangan yang dapat Anda temui di sini adalah Ayam Tangkap dari Aceh dan Nasi Ulam dari Jakarta.



Ayam Tangkap
Hidangan ini terbuat dari potongan ayam kampung yang digoreng dengan bumbu dan rempah-rempah khas. Pengolahan ayam ini tidaklah sulit. Bumbu yang digunakan seperti bawang putih, lada, kemiri, garam, dan jahe. Setelah dibumbui, ayam lalu digoreng sekitar 5–10 menit. Pada saat yang bersamaan, dimasukkan pula beberapa genggam daun kari yang akan disajikan bersama dengan potongan ayam sehingga rasa rempah dedaunan turut meresap ke dalam dagingnya. Setelah ayam matang, dedaunan ini tetap disajikan dengan menutupi ayam sehingga terlihat ayam sengaja diletakkan di bawah dedaunan.



Gurihnya ayam beradu dengan garingnya daun dan dipadukan dengan manis-pedasnya sambal kecap menciptakan sensasi baru bagi Anda pecinta olahan yang berbahan dasar ayam khas Aceh. Nama Ayam Tangkap sendiri ternyata baru populer di kalangan masyarakat sekitar 6 hingga 8 tahun belakangan. Dinamakan Ayam Tangkap karena ayam yang dipilih merupakan ayam kampung yang dipelihara secara alami, sehingga perlu ditangkap terlebih dahulu sebelum dinikmati. Meski baru populer beberapa waktu terakhir, namun resep masakan ini telah turun temurun hadir.

Nasi Ulam
Hidangan nasi yang dicampur berbagai bumbu dan rempah, khususnya daun pegagan (Centella asiatica) atau kadang diganti daun kemangi, sayuran, dan berbagai bumbu, serta ditemani beberapa macam lauk-pauk. Nasi ulam Betawi terdapat dua jenis, nasi ulam berkuah (basah) yang berasal dari Jakarta Utara dan Pusat, serta nasi ulam kering (tidak berkuah) yang ditemukan di Jakarta Selatan.


Nasi ulam biasanya dicampur daun kemangi, sambal, dan ditaburi kacang tanah tumbuk,kerisik, atau serundeng (kelapa parut sangrai). Di atas nasi ulam biasanya ditambahkan berbagai macam lauk-pauk teman nasi, seperti dendeng, telur dadar, perkedel, tahu goreng, tempe, dan krupuk. Rasa gurih, manis, dan pedas bercampur jadi satu seakan-akan perlambang kemajemukan dari cikal bakal budaya Betawi yang meriah. [ACH] 

4 komentar:

  1. mengapa yaa setiap mbak Sumi mendeskripsikan makanan, liur saya selalu mengalir lebih deras dan ingin sekali menyantap makanan2 itu tanpa bekas.
    terima kasih :)

    BalasHapus
  2. Baiklah terima kasihhhh ^^

    Mari kitaa maakaaaannnnnn!

    BalasHapus
  3. DapuRaya di Pasaraya Blok M, Yus ^^

    BalasHapus